Gandhi : manusia bijak dari timur : biografi singkat Mahatma Gandhi 1869-1948
Collection Location | perpustakaan akmil |
Edition | |
Call Number | 920 WIE g |
ISBN/ISSN | 978-979-25-4747-4 |
Author(s) | Wied Prana |
Subject(s) | Biografi |
Classification | 920 |
Series Title | GMD | BUKU |
Language | Indonesia |
Publisher | Garasi |
Publishing Year | 2020 |
Publishing Place | Yogyakarta |
Collation | 20cm;188hal |
Abstract/Notes | Sejarah manusia di dunia ini selalu disertai dengan kehadiran orang-orang besar yang berhasil menuliskan kisah hidupnya dengan tinta emas. Salah satunya adalah Mahatma Gandhi atau Mohandas Karamchand Gandhi. Gandhi kecil pantas mengucap syukur. Dia lahir dan dibesarkan di keluarga terhormat dengan penuh kasih. Ayahnya adalah seorang dewan yang selalu mengajarkan kebaikan kepada sesama. Sedangkan ibunya, wanita salehah yang menanamkan nilai-nilai agama. Meskipun demikian, ketika kecil, Gandhi tidak dapat digolongkan sebagai anak baik. Dia pernah merokok, mencuri, bahkan mengunjungi rumah bordil. Saat menempuh pendidikan di inggris, gaya hidupnya menjadi kebarat-baratan. Kisahnya berlanjut di Afrika Selatan. Di daerang pengujung benua Afrika tersebut, Gandhi mendapatkan pencerahan. Perlakuan diskriminatif yang diterimanya, bangsanya juga buruh tambang dan budak telah membuka matanya. Mulai saat itulah Gandhi mengabdikan seluruh hidupnya untuk perjuangan kemanusiaan melawan segala bentuk penindasan. Dia telah menjelma menjadi cahaya penerang dari timur. Berpuluh-puluh tahun kemudian, pembacaan sejarah Gandhi kerap menuai kontroversi. Selama ini, Gandhi dilambangkan sebagai cahaya dari timur. Sinarnya membawa keberkahan tidak hanya bagi India dan Afrika Selatan, tetapi juga menerangi seluruh penjuru dunia. Kepercayaan akan kebenaran dan prinsip nir-kekerasan menjadi filsafat yang di imani jutaan orang. Namun, benarkah ini jalan menuju pencapaian kemanusiaan yang hakiki? Gandhi memimpin perjuangan melawan bentuk penindasan di India dan Afrika Selatan. Dogmanya adalah memegang teguh kebenaran dan menghindari jalan kekerasan. Namun, pada kenyataanya, tidak terhitung lagi satyagrahis, bala tentara satyagraha yang menjadi korban. Konflik dan kerusuhan membabi buta di India, ketika perjuangan kemerdekaan maupun yang di latarbelakangi konflik antar-agama. Buku ini mengisahkan perjalanan awal manusia bijak dari timur, kehidupanya ketika masa transformasi di Afrika Selatan, ketika terjun ke dunia politik India, hari-hari terakhir Bapu, setelah sang bijak pergi, ajaran-ajaran Bapu, para murid dan pesan-pesan terakhir Bapu. Ajaran sang bijak berupa agama, kebenaran, kesehatan dan spriritualitas dalam berpolitik. |
Specific Detail Info | |
Image | |
Back To Previous |